+62 (0717) 422145
Link Penting UBB

Artikel Feature UBB

Universitas Bangka Belitung's Feature
04 Maret 2010 | 12:31:33 WIB


Belajar Bahasa Inggris di The Palmetto State USA









Program beasiswa Indonesia English Language Study Program (IELSP) merupakan salah satu program beasiswa yang diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris bagi mahasiswa dengan mengikuti kursus bahasa Inggris selama delapan minggu di Amerika Serikat. Mahasiswa memiliki kesempatan untuk mempelajari secara langsung kebudayaan dan masyarakat Amerika Serikat karena dalam program ini peserta akan mengikuti program belajar intensif bersama peserta lain dari berbagai bangsa dan negara. Dalam program ini, peserta tidak hanya akan belajar bahasa Inggris, namun juga akan mengikuti berbagai program kebudayaan yang dapat memberikan pengalaman yang sangat berharga.

Pengalaman belajar di salah satu universitas di Amerika Serikat merupakan impian yang telah lama ingin saya wujudkan dan melalui program IELSP impian itu kini menjadi kenyataan. Belajar bahasa Inggris bersama pelajar dari berbagai bangsa dan negara di University of South Carolina telah membuat saya yakin bahwa tidak ada hal yang tidak mungkin jika berani mencoba dan berusaha dengan kemampuan yang terbaik. Melalui program beasiswa ini saya dapat melihat beragam ras, kebudayaan dan bahasa dari berbagai negara yang berbeda. Sebuah pengalaman yang memberikan wawasan baru mengenai cara berkomunikasi dan berinteraksi langsung dengan komunitas asing baik dengan keluarga asli amerika maupun bangsa lainnya.

Pertama kali tiba di Columbia waktu setempat menunjukan pukul satu malam. Saat itu merupakan pengalaman pertama merasakan dinginnya negeri paman sam di musim gugur bersama 19 mahasiswa Indonesia lainnya. Setelah menempuh perjalanan panjang dari Cengkareng ke Narita dan kemudian Washington kami akhirnya tiba di Columbia. Sungguh perjalanan yang melelahkan. Tapi akhirnya kelelahan itu hilang setelah empat orang Amerika menyambut kami dengan senyuman yang ramah. Seorang diantaranya adalah Alexis Siegel dari IIEF, sebuah yayasan pendidikan Internasional yang menyelenggarakan program beasiswa ini. Tiga orang lainnya adalah Russ, Nick dan Jordan dari English Program for Internationals (EPI) yang menjadi tempat dimana kami belajar. Russ adalah program assistant kami di Columbia, sementara Nick dan Jordan adalah mahasiswa USC yang bertugas mengantarkan kami ke Cliff Apt.

Cliff Apartment menjadi tempat tinggal kami selama berada di Columbia. Setiap mahasiswa Indonesia mendapatkan teman sekamar yang berasal dari negara yang berbeda. Saya tinggal bersama seorang mahasiswa dari Jepang. Namanya Yuki Ueda, salah satu mahasiswa Jepang yang mendapatkan beasiswa dari Kansai Gadai University untuk belajar bahasa Inggris selama empat bulan di EPI. Walaupun sulit, Bahasa Inggris menjadi bahasa utama kami sehari-hari. Dengan logat Jepangnya yang khas Yuki sering mengajak saya berdiskusi tentang banyak hal, mulai dari tradisi keluarga, agama, kebudayaan, hingga harajuku dan tokoh animasi. Memahami kebudayaan asing menjadi sebuah kebiasaan yang berbeda dan memberikan makna tersendiri.

Belajar bahasa Inggris selama delapan minggu di English Program for Internationals (EPI) memang merupakan sebuah pengalaman yang tidak terlupakan. Awalnya terasa sulit ketika harus beradaptasi dengan lingkungan yang benar-benar berbeda. Penggunaan bahasa asing, cuaca yang tidak menentu dan jauh dari keluarga menjadi hambatan utama dalam menyesuaikan diri. Melatih mental dan rasa percaya diri serta menyadarkan saya tentang pentingnya penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa utama dalam berkomunikasi dengan masyarakat Internasional. Seiring berjalannya waktu, banyak hal yang tidak biasa akhirnya menjadi kebiasaan yang banyak membantu dalam beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Terdapat enam level dan tiga pelajaran utama di EPI. Diantaranya Grammar and Writing (GW), Reading and Vocabulary (RV), dan Speaking and Listening (SL). Bahasa Inggris menjadi pelajaran utama yang kami pelajari mulai dari pembahasan Grammar, pemahaman bacaan hingga cara berkomunikasi langsung dalam bahasa Inggris. Dalam satu kelas terdiri dari 10 hingga 20 orang dari berbagai negara dengan tenaga pengajar yang memiliki pengalaman mengajar di luar negeri.

Di kelas SL setiap pelajar mendapatkan seorang Conversation Partner untuk melatih komunikasi bahasa Inggris mereka. Conversation Partner adalah seorang sukarelawan amerika yang bersedia untuk bertemu dan berkomunikasi secara rutin dengan pelajar internasional. Saat itu, Conversation Partner yang menjadi rekan saya adalah seorang mahasiswi dari School of Bussiness, Lauren Hurst. Kami bertemu sekali seminggu dan mendiskusikan tentang banyak hal, mulai dari tradisi keluarga Amerika hingga isu-isu ekonomi global.

Pada program pembelajaran di EPI, pelajar internasional tidak hanya mempelajari bahasa Inggris tapi juga mengikuti berbagai program kebudayaan. Diantaranya, Halloween party for International students, International Bazaar dan Thanksgiving day with American family.

Pada Haloween party terdapat beragam topeng dan kostum yang menyeramkan sesuai dengan tradisi keluarga Amerika dan memberikan pengalaman tersendiri bagi saya. Suasana pesta meriah dimana pelajar Internasional turut merayakan haloween dengan mengenakan kostum-kostum yang unik. Ada hantu tahanan, manusia bermuka dua, setan merah, topeng Scream, nenek sihir, dan beragam hantu populer lainnya. Sementara itu sebelum acara dimulai saya masih bingung tentang kostum apa yang akan saya kenakan. Padahal banyak teman Indonesia lainnya yang telah bersiap untuk beradu kostum dengan gaya dan corak yang berbeda. Kemudian tanpa pikir panjang saya hanya membawa kain putih yang biasa digunakan sebagai selimut, mungkin bisa saya gunakan nantinya.

Pada saat acara berlangsung saya masih mengenakan pakaian biasa, sementara teman-teman yang lain telah memakai topeng atau kostum yang unik. Setelah berpikir sejenak, munculah ide tentang salah satu hantu yang populer di Indonesia yakni pocong. Bermodalkan kain putih yang sederhana, saya ikut memeriahkan pesta bersama pelajar internasional lainnya, melompat dan terjungkal sehingga membuat pelajar lainnya tertawa. Mereka akhirnya menyadari terdapat perbedaan yang unik dari hantu yang satu ini. Banyak pelajar, terutama yang berasal dari arab saudi bertanya-tanya dan mengajak berfoto bersama. Diakhir acara, diumumkan tentang kategori-kategori kostum terbaik dan kostum pocong mendapatkan kategori The Funniest Costume. Sungguh sebuah kejutan yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya.

Pada International Bazaar terdapat banyak negara yang mempresentasikan kebudayaan mereka. Acara diadakan di depan Russel House dan diikuti berbagai negara. Di hari yang cerah dan panas matahari yang terik beragam kebudayaan ditampilkan oleh pelajar dari berbagai negara bercampur menjadi satu. Kebanyakan dari mereka adalah pelajar asing yang belajar bahasa Inggris di EPI termasuk mahasiswa Indonesia. Beragam pertunjukan budaya yang ditampilkan diantaranya adalah tarian selamat datang Yokoso dari Jepang, nyanyian berbagai lagu daerah dari Indonesia, tarian dari Arab saudi, permainan tradisional dari Korea, beragam cindera mata dari China, makanan khas dari Nepal, India, Taiwan dan banyak lainnya.

Thanksgiving adalah salah satu perayaan terbesar di Amerika Serikat dimana hampir seluruh keluarga Amerika berkumpul bersama keluarga besar mereka. Pada dasarnya Thanksgiving adalah salah satu ungkapan rasa syukur kepada sang pencipta atas berbagai kenikmatan yang didapatkan setelah satu tahun berjalan. Pada hari Thanksgiving, setiap dua orang mahasiswa Indonesia mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi satu keluarga Amerika. Keluarga Wise merupakan salah satu keluarga Amerika yang menghabiskan waktunya bersama saya dan Oki, seorang teman dari Padang. Kami menikmati hidangan khas keluarga Amerika pada saat itu, bermain bersama anak-anak keluarga Wise dan bercengkrama bersama di ruang keluarga. Saat itu adalah pengalaman pertama saya menghabiskan waktu bersama keluarga Amerika dan ternyata sangat menyenangkan. Sebuah keluarga yang baik dan ramah, tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya.

Pada akhir bulan kedua terdapat berbagai ujian untuk mengevaluasi peningkatan kemampuan berbahasa Inggris dari para pelajar EPI. Diantaranya ialah Michigan Placement Test (MPT), Writing test, Reading and Speaking test, dan juga TOEFL test. Test-test tersebut cukup sulit dimana saat itu cuaca menjadi semakin dingin. Writing test mengharuskan kami untuk mengerjakan sebuah essay dalam waktu 45 menit sementara reading dan speaking test relatif lebih mudah dengan penentuan main idea dan interview dengan guru yang menyenangkan. Minggu-minggu terakhir menjadi bagian tersulit selama di Columbia dimana terdapat banyak test yang diadakan hampir setiap harinya.

Dimana terdapat sebuah perjumpaan ada pula sebuah perpisahan, dimana ada sebuah awal yang menyenangkan dibagian inilah saya harus mengakhiri mimpi yang saya jalani selama delapan minggu dengan perasaan yang mengharukan. Graduation day adalah hari terakhir saya bertemu dengan guru-guru dan teman-teman internasional lainnya. Setelah pembagian sertifikat dilakukan oleh masing-masing guru kelas GW, saya bersama teman-teman internasional lainnya saling mengucapkan kata perpisahan. Kebanyakan dari mereka harus kembali kenegara asalnya setelah waktu belajar berakhir demikian halnya pelajar dari Indonesia. Tidak sedikit guru dan pelajar yang meneteskan air mata mengenang masa-masa indah yang sulit dilupakan selama belajar bersama di EPI.

Sebuah pengalaman di South Carolina atau yang lebih dikenal dengan The Palmetto State yang tidak terlupakan. Negeri yang indah dengan senyuman warganya yang ramah. Dengan menjadi bagian dari program IELSP yang telah mengirim banyak mahasiswa Indonesia belajar bahasa Inggris ke Amerika Serikat, Saya dapat mewujudkan impian untuk mengetahui kebudayaan asing di dunia dan memperluas wawasan mengenai pola kehidupan yang berbeda di belahan bumi lainnya.***



















Written By : Budi Wisnu Wardhana
Mahasiswa Semester VII Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi UBB


Feature UBB

Berita UBB

UBB Perspectives